Kau Berkata Akan Kembali, Tapi Perang Lebih Cepat Menjemputmu
(第 一 章)
Di dunia manusia, di tepi Sungai Jing, lentera-lentera kertas berwarna merah menyala dan terapung, menari di atas air yang gelap. Setiap lentera membawa doa, harapan, dan juga... kehilangan. Bulan purnama, sang saksi bisu, mengingat nama-nama yang terukir dalam sejarah, nama-nama para pahlawan yang gugur, dan nama seorang wanita bernama Lian Hua.
Lian Hua adalah seorang penyihir muda dengan mata sebiru langit senja. Dia selalu menunggu kedatangan kekasihnya, Jenderal Zhao, yang berperang di perbatasan. Jenderal Zhao berjanji akan kembali setelah perang usai. Janji yang terucap di bawah pohon persik yang sedang berbunga, janji yang kini terasa seperti pecahan kaca di hatinya.
Di dunia roh, yang tersembunyi di balik kabut abadi, Lian Hua terbangun. Dia tidak lagi mengingat kematiannya, hanya rasa sakit yang menusuk dan kebingungan yang mendalam. Dunia ini dipenuhi bayangan yang berbisik, pohon-pohon yang bernyanyi, dan sungai-sungai yang mengalirkan kenangan.
Seorang pria berjubah putih, dengan mata sekelam malam tanpa bintang, mendekatinya. "Kau, Lian Hua, telah mati di dunia manusia. Tapi kematianmu bukanlah akhir, melainkan AWAL," ucapnya, suaranya menggema di antara pepohonan roh.
Pria itu memperkenalkan dirinya sebagai Penguasa Alam Roh, dan dia menjelaskan bahwa Lian Hua memiliki takdir yang unik: dia adalah Kunci, kunci untuk membuka gerbang antara dunia manusia dan dunia roh, gerbang yang selama ini tertutup rapat. Gerbang yang, jika dibuka, akan mengakhiri perang antara manusia dan iblis yang telah berlangsung selama berabad-abad.
(第 二 章)
Lian Hua belajar mengendalikan kekuatan barunya di dunia roh. Dia belajar berbicara dengan bayangan, memanggil angin, dan membaca ingatan bulan. Dia belajar bahwa kematiannya di dunia manusia BUKAN kecelakaan. Seseorang, atau sesuatu, telah MEMANIPULASI takdirnya.
Di dunia manusia, perang semakin berkobar. Jenderal Zhao, yang dipenuhi amarah dan kesedihan atas kematian Lian Hua, bertempur dengan brutal. Dia menjadi mesin pembunuh, melupakan janji-janjinya, melupakan cintanya. Dia dikendalikan oleh kekuatan gelap yang merasuki medan perang.
Lian Hua, yang melihat semua ini melalui mata roh, merasakan hatinya tercabik-cabik. Apakah pria yang dicintainya benar-benar telah berubah? Atau adakah kekuatan lain yang bermain di balik layar?
Dia kemudian menemukan rahasia besar: Penguasa Alam Roh, pria yang tampak bijaksana dan penuh welas asih, ternyata adalah dalang dari semua ini. Dia adalah iblis yang menyamar, yang ingin membuka gerbang antara dunia manusia dan roh untuk menguasai kedua dunia. Dia menggunakan kematian Lian Hua sebagai katalis, menggunakan cinta Jenderal Zhao sebagai senjata.
(第 三 章)
Lian Hua, dengan sisa-sisa kekuatannya, memutuskan untuk kembali ke dunia manusia. Dia harus menghentikan Penguasa Alam Roh, menyelamatkan Jenderal Zhao, dan mengembalikan kedamaian.
Pertempuran terakhir terjadi di Sungai Jing. Lentera-lentera merah bergoyang liar, bayangan-bayangan berputar dalam tarian kematian. Lian Hua berhadapan dengan Penguasa Alam Roh, yang kini menunjukkan wujud aslinya: iblis mengerikan dengan mata membara.
"Kau pikir kau bisa menghentikanku, gadis kecil?" geram iblis itu. "Kau hanyalah pion dalam permainanku!"
"Aku mungkin pion," jawab Lian Hua dengan tenang, "tapi pion ini mengingat siapa yang mencintainya dan siapa yang memanipulasinya."
Lian Hua membebaskan Jenderal Zhao dari pengaruh iblis. Mereka bertempur bersama, bahu membahu, melawan Penguasa Alam Roh. Pertempuran itu dahsyat, memporak-porandakan kedua dunia.
Pada akhirnya, dengan kekuatan cinta dan pengorbanan, Lian Hua berhasil mengalahkan Penguasa Alam Roh. Gerbang antara dunia manusia dan roh ditutup, kedamaian kembali, namun dengan harga yang sangat mahal.
Di akhir cerita, siapakah yang benar-benar mencintai? Apakah itu Jenderal Zhao dengan janji setianya, ataukah Lian Hua dengan pengorbanan abadinya? Dan siapakah yang memanipulasi takdir? Apakah itu Penguasa Alam Roh dengan rencana jahatnya, ataukah takdir itu sendiri, yang selalu punya cara misterius untuk menuntun kita?
(结 局)
Malam itu, Lian Hua berdiri di tepi Sungai Jing, di bawah cahaya bulan purnama. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Apakah dia akan kembali ke dunia roh? Apakah dia akan tetap tinggal di dunia manusia?
Dia hanya tahu satu hal: dia telah memenuhi takdirnya. Dia telah menyelamatkan kedua dunia. Dia telah belajar tentang cinta dan kehilangan, tentang pengorbanan dan pengkhianatan.
Dia menutup mata, merasakan angin sepoi-sepoi membelai wajahnya. Di kejauhan, dia mendengar suara lirih, suara yang familiar, suara Jenderal Zhao.
Lupakan semua janji, dan ingatlah semua mimpi...
You Might Also Like: Distributor Skincare Reseller Dropship
Post a Comment